Siapa yang Bersyahadat Maka Baginya Surga – Muwahhidun
Aqidah

Siapa yang Bersyahadat Maka Baginya Surga

Barang siapa yang Mengatakan “Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad Utusan Allah”, Akan Masuk Surga, yuk simak baik-baik materi di bawah ini, semoga bermanfaat bagi kaum muslimin yang sudah mengunjungi situs muwahhidun.web.id Media Dakwah Islam.

Pertanyaan :

“Kalimah thayyibah (kalimat yang baik)” adalah seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam–Rasul bagi jin dan manusia–dalam sebuah hadis, “Orang yang mengucapkan, ‘Tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah’, maka akan masuk surga.”

Kalimat sempurna ini memiliki dua bagian, yaitu “tiada tuhan” yang berarti penafian (terhadap lainnya), dan “selain Allah” yang bermakna penetapan (eksistensi Allah). Bagian pertama ini menunjukkan keesaan Allah Ta’ala. Adapun bagian kedua mengenai risalah Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam, di dalam kitab apa dapat saya temukan pembahasan ini?

Jika keduanya ada di dalam Kitabullah Ta`ala dan hadis-hadis Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam, maka selain itu, dalam kitab apa lagi kedua bagian tersebut dibahas bersama-sama?

Jawaban :

Pembahasan mengenai rukun Islam.

Pembahasan mengenai rukun Islam yang pertama ini, dengan kedua bagiannya, sangat banyak didapatkan di dalam Alquran. Bagian pertama, seperti firman Allah Ta`ala, Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya) dan Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah. Atau dalam ayat, “(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kalian; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu.”

Adapun bagian kedua, terdapat firman Allah Ta`ala, “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” dan “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh beberapa orang rasul telah berlalu sebelumnya .”

Adapun dalil dari Sunah terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, dari Ibnu Umar radhiyallahu `anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda, “Islam dibangun di atas lima pondasi, yaitu: bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan salat, membayar zakat, menunaikan haji ke Baitullah, dan berpuasa Ramadhan.”

Dalam kitab Shahih Muslim, terdapat riwayat dari dari Umar radhiyallahu `anhu yang berkata, “Saat kami bersama Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki berbaju sangat putih, berambut sangat hitam, dan tidak tampak seperti orang yang telah melakukan perjalanan.

Tidak seorang pun dari kami mengenalnya, hingga dia mendatangi Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam, lalu menyandarkan lututnya pada lutut Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam. Lelaki itu berkata, ‘Wahai Muhammad, kabarkanlah kepadaku tentang Islam!’ Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam berkata, ‘Kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan salat,menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, serta pergi haji ke Baitullah jika mampu menunaikannya.’

Dia berkata, ‘Kamu benar.’ Kami kaget mendengarnya, karena dia bertanya tetapi membenarkannya sendiri. Dia bertanya lagi, ‘Kabarkanlah kepadaku tentang iman!’ Beliau berkata, ‘Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Kiamat, serta takdir baik dan buruk.’ Dia berkata, ‘Kamu benar.’ Kemudian, dia berkata lagi, ‘Kabarkanlah kepadaku tentang ihsan!’ Beliau menjawab, ‘Kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya. Karena kamu tidak dapat melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Dia melihatmu.’

Dia bertanya lagi, ‘Kapankah Hari Kiamat itu?’ Beliau menjawab, ‘Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada orang yang bertanya.’ Dia bertanya, ‘Lalu kabarkanlah kepadaku tentang tanda-tandanya?’ Beliau menjawab, ‘Di antara tanda-tanda Kiamat, adanya seorang budak yang melahirkan majikannya (anak yang memperbudak orang tuanya), adanya orang yang tidak beralas kaki, tidak berpakaian, miskin, penggembala kambing, tetapi bermegah-megahan dalam membuat bangunan.’ Kemudian lelaki yang bertanya itu pergi.

Sementara itu, aku masih saja terheran-heran. Kemudian Rasulullah berkata, ‘Wahai Umar, tahukah kamu siapa orang itu?’ Aku menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Beliau bersabda, ‘Itu Jibril. Dia mendatangi kalian untuk mengajarkan tentang pengetahuan agama.'”

Dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, `Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu `anhu mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda, “Orang yang bersaksi bahwa:

  1. Tiada tuhan selain Allah dan tiada sekutu bagi-Nya,
  2. Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya,
  3. Isa adalah hamba, utusan, kalimat, dan ruh ciptaan Allah yang dianugerahkan kepada Maryam, dan
  4. Surga dan neraka itu sungguh benar-benar ada, maka Allah akan memasukkannya ke surga sesuai amalannya.” Dalam kitab Shahih Bukhari, Anas radhiyallahu `anhu mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda,

“Aku diperintahkan untuk memerangi orang-orang hingga mereka mengucapkan ‘tiada tuhan selain Allah’. Apabila mereka telah mengucapkannya, menunaikan salat seperti yang kami laksanakan, menghadap ke kiblat kami, dan menyembelih hewan seperti yang kami lakukan, maka darah dan harta mereka haram bagi kami kecuali yang ditetapkan oleh syariat.

Allah yang membuat perhitungan terhadap mereka.” Di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim terdapat hadis Itban radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan secara marfu’ (dinisbatkan kepada Rasulullah), “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan ‘tiada tuhan selain Allah’ sambil mengharap rida-Nya.”
Hadis-hadis di atas, dan riwayat lain yang semakna dengannya, telah dijelaskan oleh para ulama.

Orang yang mengucapkan kedua kalimat syahadat.

Menurut mereka, orang yang mengucapkan kedua kalimat syahadat dan istiqamah menjalankan konsekuensi dari kedua kalimat itu, seperti melaksanakan ibadah-ibadah fardu, meninggalkan hal-hal yang diharamkan, dan ikhlas beribadah kepada Allah semata, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga. Sementara itu, apabila orang yang penuh dengan kemaksiatan meninggal dunia sebelum bertobat, tetapi dia tidak melakukan perbuatan syirik, maka dia bergantung kepada kehendak Allah.

Jika Allah Subhanahu wa Ta’ala mau, maka orang itu akan diampuni dan dimasukkan ke dalam surga asalkan mempunyai amal saleh. Jika Allah berkehendak, orang itu akan disiksa sesuai dengan kadar kemaksiatan yang diperbuat, kemudian dimasukkan ke dalam surga. Ini telah dijelaskan dalam hadis-hadis yang diriwayatkan secara mutawatir (oleh banyak rawi dalam satu periode), dari Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam.

Selain itu, ayat Alquran telah saling menjelaskan satu sama lain, demkian juga Sunah. Allah Ta`ala berfirman, Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya adalah untuk orang-orang yang tidak bertobat.

Sementara itu, firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berbunyi, Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya”. adalah untuk orang-orang yang bertobat, menurut ijmak ulama. Ini adalah pendapat Ahlussunnah wal Jamaah, dari para shahabat Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam dan para ulama yang menapaki jalan mereka, seperti empat imam fikih dan pengikut-pengikut mereka.

(Pertanyaan Pertama dari Fatwa Nomor:7701)

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.


Artikel ini bersumber dari situs : الرئاسة العامة للبحوث العلمية و الإفتاء المملكة العربية السعودية

Back to top button