Macam-Macam Tauhid Dalam Ajaran Islam
Pengertian Tauhid Rububiyyah dan Uluhiyyah, serta Tauhid Asma, Sifat, dan Dzat
Apa sih sebetulnya Tauhid Rububuyah, Uluhiyah, dan Taudih Asma wa Sifat, yuk simak baik-baik materi di bawah ini, semoga bermanfaat bagi kaum muslimin yang sudah mengunjungi situs muwahhidun.web.id Media Dakwah Islam.
Apa yang dimaksud dengan Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Uluhiyyah, serta Tauhid Asma, Sifat, dan Dzat?
Tauhid Rububiyyah adalah mengesakan Allah dalam segenap perbuatan-Nya berupa penciptaan, pemberian rezeki, menghidupkan, mematikan, dan lain sebagainya.
Sedangkan Tauhid Uluhiyyah adalah mengesakan Allah dalam peribadatan berupa shalat, puasa, haji, zakat, nadzar, penyembelihan, dan lain sebagainya.
Sedangkan Tauhid Asma dan Sifat adalah kamu mensifati Allah dengan sifat yang telah Allah tetapkan untuk diri-Nya, atau ditetapkan oleh Rasul-Nya Shallallahu `Alaihi wa Sallam.
Dan kamu memberikan nama kepada-Nya sesuai dengan nama yang Dia tetapkan atas diri-Nya, atau yang ditetapkan oleh Rasul-Nya Shallallahu `Alaihi wa Sallam, tanpa tasybih (menyerupakan) dan tamtsil (menyamakan), serta tanpa tahrif (mengubah) dan ta’thil (menafikan).
(Sumber : Pertanyaan Pertama dari Fatwa Nomor 9772)
Apa Saja Macam-Macam Tauhid dan Pengertiannya Masing-Masing?
Ada tiga macam tauhid, yaitu Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah, dan Tauhid Asma dan Sifat. Tauhid Rububiyyah adalah mengesakan Allah Ta’ala dalam hal menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan, dan semua bentuk pengelolaan dan pengaturan kerajaan langit dan bumi.
Tauhid Rububiyyah juga mengesakan Allah Ta`ala dalam hal penetapan hukum dan syariat, dengan mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab. Allah Ta’ala berfirman, Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Tauhid Uluhiyyah adalah mengesakan Allah dalam hal ibadah, tidak menyembah selain Allah, tidak berdoa kepada selain-Nya, tidak meminta pertolongan dan bantuan kecuali kepada-Nya, tidak bernazar, tidak menyembelih binatang dan tidak berkurban kecuali untuk-Nya.
Allah Ta’ala berfirman, Katakanlah: “Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.(162) tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. Allah juga berfirman, Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.
Tauhid Asma dan Sifat adalah menyifati dan menyebut Allah Ta`ala dengan apa yang telah Dia sifatkan dan sebutkan untuk diri-Nya, dan dengan apa yang telah disifati dan disebut oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadis-hadis yang sahih, serta menetapkan hal tersebut tanpa tasybih (menyerupakan), tamtsil (menyamakan), takwil (menafsiri), dan ta`thil (meniadakan). Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(Sumber : Pertanyaan Pertama dari Fatwa Nomor:8943)
Wabillahittaufiq, Wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad, wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.
Artikel ini bersumber dari situs : الرئاسة العامة للبحوث العلمية و الإفتاء المملكة العربية السعودية